Berita

Apel Kebangsaan SPKA, Wujudkan Semangat Nasionalisme Berbagai Elemen SPKA dan KAI

130Views

Banyuwangi, ketua umum SPKA bapak Edi S memimpin Apel Kebangsaan di stasiun Glenmore. Dihadiri oleh ketua DPD 7 dan pengurus, Ketua DPD 8 dan pengurus serta ketua DPD 9 bersama pengurus dan anggota yang juga sebagai tuan rumah. Rabu (30/08/23)

Apel diadakan dalam rangka menjaga untuk selalu menjaga sangat Nasionalisme serta untuk melawan radikalisme, terorisme dan semua gerakan terlarang. Ketum SPKA juga berpesan untuk selalu mengingat semangat pejuang Kereta Api yang telah merebut kereta api dari para penjajah.

Sejarah membuktikan bahwa Kereta api dipilih untuk mengantar rombongan presiden Republik Indonesia, ir. Soekarno, para mentri beserta rombongan menuju Yogyakarta karena dianggap lebih aman daripada menggunakan kendaraan lain.

Mengutip sejarah perjuangan bangsa, suatu ketika kereta yang sudah disiapkan pemuda Pejuang Kereta Api sengaja diletakkan dekat dengan kediaman presiden Soekarno di Pegangsaan Timur yang berada di pinggir rel kereta api. Rangkaian KLB terdiri atas delapan gerbong dan ditarik dengan lokomotif uap C2849. Gerbong bernomor IL.7 dan IL.8 yang diisi oleh presiden dan rombongan sengaja diletakkan dibagian paling belakang rangkaian KLB. Dalam kegelapan malam, kereta mulai berjalan perlahan meninggalkan Jakarta. Lampu-lampu KLB sengaja dimatikan untuk menghindari kecurigaan dan baru dinyalakan setelah memasuki Stasiun Klender, seperti yang ditulis oleh Peter Kasenda dalam Bung Karno Panglima Revolusi (2014). Kereta mulai berjalan cepat ketika sudah melewati wilayah Jakarta. Saat tiba di stasiun-stasiun, seperti Cikampek, Cirebon, Prupuk, Purwokerto, dan Gombong, pemuda kereta api akan bergantian mengawal kereta api sampai Yogyakarta.

KLB dan peranan para pegawai kereta api ini dianggap penting oleh Presiden Soekarno. Dalam suatu pidato di hari dwidasawarsa PNKA (Perusahaan Nasional Kereta Api) 28 September 1965 di Istora Senayan. Presiden Soekarno di depan para pegawai kereta api menegaskan bagaimana peranan KLB yang berhasil menyelamatkan presiden sekaligus negara.

Jangan melupakan sejarah, begitu ketum SPKA bapak Edi S menekankan. Pekerja kereta api adalah pejuang sejak dari awal KAI berdiri. Dahulu angkutan wilayah timur berperan penting menyokong perusahaan , kemudian sekarang angkutan babaranjang menggantikan sebagai dukungan pendapatan besar bagi perusahaan. Kerena itulah kita harus saling mendukung dan saling menguatkan.

Hidup SPKA, Jaya Kereta Api

Tinggalkan Balasan